Home / Internasional / Perang Tarif Dihindari, Uni Eropa dan AS Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata Dagang

Perang Tarif Dihindari, Uni Eropa dan AS Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata Dagang

Perang Tarif UE-AS

Brussels – 15 Juli 2025 Uni Eropa dan Amerika Serikat berhasil menghindari eskalasi perang dagang yang merusak setelah kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang masa berlaku gencatan senjata dagang mereka. Keputusan yang diumumkan di Brussels ini memberikan kelegaan bagi pasar global dan industri di kedua sisi Atlantik, karena secara efektif menunda pemberlakuan kembali tarif senilai miliaran dolar. Langkah ini memberikan waktu tambahan bagi para negosiator untuk menyelesaikan serangkaian sengketa perdagangan yang rumit, mulai dari baja hingga subsidi hijau, dalam sebuah upaya menjaga persatuan Transatlantik di tengah ketidakpastian geopolitik.

Isu-Isu Pelik di Meja Perundingan Sengketa Baja, Subsidi Hijau, dan Pajak Digital

Perundingan antara Uni Eropa dan AS terhambat oleh beberapa isu pelik yang sulit ditemukan komprominya. 1. Baja dan Aluminium: Inti dari sengketa ini adalah tarif “Bagian 232” yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap impor baja dan aluminium dari Eropa dengan alasan keamanan nasional. Meskipun saat ini ada gencatan senjata, kedua pihak sedang berjuang untuk merumuskan “Pengaturan Global tentang Baja dan Aluminium Berkelanjutan” (GSA), sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengatasi kelebihan kapasitas produksi global—terutama dari Tiongkok—dan mempromosikan perdagangan logam ramah lingkungan. 2. Inflation Reduction Act (IRA): Uni Eropa telah menyuarakan keprihatinan serius bahwa Undang Undang Pengurangan Inflasi AS memberikan subsidi yang tidak adil kepada perusahaan-perusahaan Amerika, khususnya di sektor kendaraan listrik. Menurut Brussels, skema kredit pajak IRA mendiskriminasi produsen mobil Eropa dan melanggar aturan perdagangan internasional. 3. Pajak Layanan Digital: Sengketa lama

mengenai cara memajaki raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Meta juga menjadi bagian dari negosiasi. AS menentang keras pajak layanan digital tingkat nasional yang diterapkan oleh beberapa negara anggota UE seperti Prancis dan Spanyol.

Pernyataan Resmi dan Konteks Geopolitik Pragmatisme di Atas Konfrontasi

Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis, menekankan sifat pragmatis dari keputusan tersebut. “Kami telah membuat kemajuan, tetapi kami membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan yang langgeng dan saling menguntungkan. Memperpanjang gencatan senjata ini adalah langkah logis untuk menghindari gangguan ekonomi dan memberikan ruang bagi diplomasi untuk bekerja,” katanya dalam sebuah pernyataan. Di Washington, Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, menyuarakan sentimen serupa. “Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra Eropa kami untuk menempa solusi abad ke-21 atas tantangan bersama. Ini termasuk mempertahankan industri vital kami, melindungi pekerja kami, dan mempercepat transisi menuju ekonomi bersih,” ujarnya. Latar belakang geopolitik, terutama kebutuhan untuk menampilkan front persatuan dalam menghadapi Rusia dan Tiongkok, menjadi pendorong utama di balik keinginan kedua belah pihak untuk menghindari konflik dagang internal.

Reaksi Dunia Usaha dan Harapan ke Depan Kelegaan bagi Industri yang Terdampak

Keputusan untuk memperpanjang negosiasi disambut dengan kelegaan oleh asosiasi industri yang akan menjadi korban pertama jika perang tarif kembali terjadi. Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) menyatakan bahwa langkah tersebut “penting untuk menjaga stabilitas dan prediktabilitas” bagi rantai pasok otomotif. Produsen minuman beralkohol AS, seperti wiski bourbon, menyambut baik kabar tersebut. Mereka sebelumnya terkena tarif balasan dari Uni Eropa. Kini, mereka dapat kembali mengakses pasar Eropa tanpa hambatan.

Perpanjangan gencatan senjata dagang antara Uni Eropa dan AS adalah kemenangan bagi diplomasi dan pragmatisme atas konfrontasi. Langkah ini hanya menunda penyelesaian masalah-masalah mendasar yang belum terselesaikan. Namun, ini tetap penting untuk menjaga stabilitas ekonomi Transatlantik di tengah ketegangan global. Tugas para negosiator kini adalah memanfaatkan waktu tambahan secara maksimal. Mereka harus menjembatani perbedaan yang tersisa dan membangun kerangka kerja perdagangan yang adil. Upaya ini akan membuktikan bahwa aliansi mereka lebih kuat daripada perbedaan yang ada.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *